Monday, March 28, 2011

Lukisan Gundik Picasso Laku Rp 362 Miliar


Rabu, 9 Februari 2011 | Suara Pembaharuan
Lukisan Gundik Picasso Laku Rp 362 Miliar


Lukisan La Lecture karya Pablo Picasso [google]
[LONDON] Ini baru gundiknya (kekasih gelap), bagaimana kalau istri sahnya. Sebuah lukisan yang dibuat maestro lukis dunia Pablo Picasso yang terinspirasi dari kekasih gelapnya Marie-Therese Walter laku terjual di pusat lelang Sotheby, London, Inggris, seharga US$ 40,7 juta atau sekitar Rp 362 miliar.

Lukisan berjudul La Lecture ini hanya sempat dipamerkan untuk lelang selama enam menit, sebelum seorang melalui telepon langsung membelinya. Lukisan masterpiece ini mendeskripsikan Marie-Therese saat berusia 17 tahun bertemu dengan Picasso yang ketika itu sudah 45 tahun di Kota Paris untuk pertama kalinya.

Hubungan keduanya dirahasiakan selama beberapa tahun, karena usia sang wanita dan juga karena Picasso sudah terikat dengan perkawinan. Marie-Therese dalam pengakuannya mengatakan, awalnya ia tidak mengenal siapa seniman itu. Tapi sang seniman yang memiliki rasa percaya diri tinggi langsung mengenalkan diri sambil berkata “Saya Picasso. Kamu dan saya akan melakukan hal-hal yang hebat bersama-sama”.

Hingga lukisan La Lecture jadi dan dipamerkan, barulah sang istri Olga Khoklova menyadari, kalau ada wanita lain selain dirinya. Pernikahan mereka pun hancur berantakan. Bahkan hubungan gelap Marie-Therese dengan Picasso membuahkan seorang anak perempuan bernama Maya.

Keberadaan Marie-Therese menjadi sumber inspirasi Picasso untuk terus melukis. Tiga lukisan sang artis yang terinspirasi oleh wanita itu antara lain La Reve atay Nude (tanpa busana), Green Leaves dan Bust. Semuanya dilukis sekitar tahun 1932. [L-9]    

Karya Abadi Lee Man Fong di atas Kain Kanvas


Senin, 21 Maret 2011 Suara Pembaharuan
Karya Abadi Lee Man Fong di atas Kain Kanvas


Lukisan Doves (burung merpati) salah satu mahakarya dari Lee man Fong
Perusahaan global yang bergerak di bidang lelang karya seni, Sotheby’s pada awal April mendatang akan melelang sejumlah mahakarya kelas dunia di Hong Kong. Salah satu karya seni yang akan dilelang adalah lukisan karya maestro Lee Man Fong berjudul Doves (burung merpati).

Menurut perwakilan dari Sotheby’s Jakarta Septi, karya Man Fong ini akan dilelang pada 4 April mendatang. “Sebelum dilelang kami juga melakukan pameran di sejumlah negara di Asia. Yaitu di Jakarta, Shanghai, Beijing, Bangkok, Taipei, Singapura dan puncaknya lelang di Hong Kong,” jelasnya.

Burung merpati karya Man Fong ini dinilai merupakan salah satu mahakarya dari pelukis yang wafat tahun 1988 di Jawa Barat itu. Karena ia jarang sekali melukis dengan menggunakan media kanvas. Ia terbiasa melukis di atas media hardboard. Selain itu karya seni ini juga berbeda dengan kebiasaan Man Fong yang menampilkan warna Asia dalam lukisannya.

Lukisan burung merpati putih karyanya ini ditampilkan dengan gaya barat (western). Burung merpati selama ini dianggap sebagai simbol keabadian, dan Man Fong menuangkannya ke atas kain kanvas.  Lee Man Fong merupakan ikon sejarah seni rupa Indonesia. ia bukan jenis pelukis yang berambisi menciptakan konsep-konsep artistik yang eksplosif.

Namun, ia tetap dikenang karena karyanya yang mampu menggoyang konvensi visual yang sudah ada.Dalam kualifikasi artisitik, Man Fong setara dengan maestro seni rupa yang lainnya seperti Hendra Gunawan, S Sudjojono, atau Affandi. Man Fong mampu membuat berbagai objek, dari tumbuhan, bunga, lanskap, alam benda, bangunan tua, satwa hingga manusia. Medium yang digunakannya pun berbagai jenis, dari cat minyak di atas kanvas, cat minyak di atas hardboard, cat air di atas kertas, pensil di atas kertas, arang di atas kertas , atau pastel di atas kertas.

Man Fong lahir di Guangzhou, Tiongkok, 14 November 1913. Ayahnya Lee Ling Khai seorang pebisnis tulen yang tak menghendaki putranya menjadi seorang seniman. Namun meski keluarganya berkonsentrasi di dunia dagang, Man Fong memilih sikap yang lain. Ia meyakini materi (uang) tak hanya bisa dicari dengan cara berdagang saja.

Man Fong mulai melukis sejak usia empat tahun. Awalnya menggunakan pinsil, kemudian meningkat ke pinsil warna, lalu krayon, pastel serta cat air. Dalam melukis ia pandai memberikan argumentasi dan deskripsi atas lukisan-lukisannya dengan segenap pengetahuan dan khayalannya. [L-9]