Thursday, April 7, 2011

Lukisan Bisa Jadi Investasi Bernilai Milyaran


Lukisan Bisa Jadi Investasi Bernilai Milyaran

Ajang lelang mempertemukan kolektor dan investor. Jika tertarik investasi lukisan sebaiknya lebih sering memantau tren melalui lelang benda seni dan lukisan.
Rabu, 30 Juni 2010 | 10:26 WIB
KOMPAS.com - Lukisan tak hanya menjadi benda koleksi pecinta seni. Bagi yang meyakini feng shui, lukisan bergambar ikan atau suasana panen dianggap mendatangkan energi positif, terutama terkait rejeki. Bahkan lukisan juga sengaja dikoleksi, dengan prediksi nilainya akan tinggi.

Tak seperti produk investasi lain, seperti emas, properti, keuangan seperti saham, lukisan memiliki karakter yang unik. Untuk bisa memprediksi nilainya di kemudian hari, calon investor perlu lebih sering mengikuti tren seni lukis dan bergaul dalam komunitas untuk lebih mengenali selera seni dan selera pasar. Selain itu juga memonitor informasi lelang benda seni dan lukisan, untuk bisa menakar nilai sebuah lukisan. Membaca berbagai ulasan tentang karya seni termasuk lukisan menjadi modal pemahaman seni lainnya.

Amir Sidharta, kolektor dan pengelola lelang Sidharta Auctioneer, menyebutkan sejumlah faktor yang mempengaruhi nilai lukisan.

Nama pelukis

Seniman di balik lukisan paling mempengaruhi harga, kata Amir. Pelukis yang memiliki nama besar, pengalaman yang lebih kaya, dan terkenal, mempengaruhi nilai sebuah lukisan. Semakin terkenal semakin tinggi harganya. Kalaupun turun harganya, ada batas bawah tertentu yang tidak langsung anjlok. Apalagi nama besar ini terus terpelihara atau bahkan melegenda. Otentisitas juga ada hubungannya dengan nama pelukis ini. Goresan tertentu yang menjadi ciri khas pelukis atau tandatangan misalnya, membuat lukisan lebih bernilai tinggi.

Subyek lukisan
Isi atau pesan yang ingin dituangkan dalam lukisan menjadi penilaian lain atas nilai lukisan. Hal ini tergantung minat kolektor atau investor terhadap sebuah lukisan. Apakah subyek lukisan berat, sulit dimengerti, abstrak, atau lainnya semuanya sangat subyektif dan kembali ke minat dan selera masing-masing orang.

Ukuran
Semakin besar ukuran lukisan, semakin tinggi harganya, dan sebaliknya. Namun ukuran fisik tidak menjadi satu-satunya tolok ukurnya. Daya tahan kertas juga menjadi penilaian lainnya. Semakin awet dan kuat kertas atau kanvas yang digunakan, semakin tinggi harga lukisannya.

Style
Ekspresif seperti Affandi misalnya, realis, kontemporer, dan lainnya menjadi gaya lukisan yang menunjukkan karakter masing-masing pelukisnya. Style tertentu memiliki nilai tersendiri. Karena style menunjukkan kekuatan karya melalui goresannya, atau ekspresi yang ditimbulkannya, dalam lukisan. Daya tarik ini menjadi nilai jual tersendiri.

Agak sulit memang menakar harga benda seni, karena ukurannya kembali kepada selera. Namun menurut Amir, seni lukis juga memiliki tren.

"Tren 2007-2009 hingga saat ini terjadi peningkatan tajam pada lukisan kontemporer. Karya Nyoman Masriadi misalnya, dari harga puluhan juta naik hingga ratusan juta pada 2007. Pada 2008 bahkan naik hingga milyaran," tutur Amir, dalam rangkaian workshop Citi Investment Day beberapa waktu lalu.

Bagaimanapun, Amir menegaskan harga lukisan tak bisa dipastikan, namun bisa diprediksi, bahwa dari suatu karya seni akan ada future value yang tinggi. Atau bahkan terkoreksi, hingga harga turun karena pergeseran tren.

Apapun itu, koleksi lukisan tak sekadar memperindah ruangan namun juga menjadi investasi yang juga menguntungkan.

No comments:

Post a Comment